munas-hisfari1

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Hari kedua pelaksanaan Pekan Ilmiah Tahunan (PIT) dan Musyawarah Nasional (Munas) ke-4 Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (Hisfarsi) diisi dengan simposium, presentasi oral, presentasi poster, olimpiade farmasi klinik dan Munas.

Tema-tema yang dipilih dalam simposium ini berkaitan dengan perkembangan ilmu di bidang kefarmasian dan madication safety.

Simposium pertama membahas Pharmacovigilance dari persepektif rumah sakit (RS) dan industri farmasi dengan menghadirkan pembicara Dra. Yulia Trisna, Apt, M.Pharm dan Dwi Nofiarny Zulkarnain, S.si, Apt M.Sc.
Simposium kedua membahas tentang change management/ farmasi RS di era disrupsi dengan pembicara Jen Z.A. Hans, PhD.

Simposium ketiga membicarakan tentang peran apoteker dalam supply chain management sesuai SNARS, dengan pembicara Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt.

Dan simposium keempat membahas tentang personalized medicine dengan pembicara Dr. Kanit Sarteaw.

Munas Hisfarsi yang digelar hari ini Kamis (11/7/2019) diikuti 32 Pengurus Daerah (PD) Hisfarsi.

Dalam Munas ini sejumlah agenda pembahasan meliputi pemilihan Ketua Pengurus Pusat Hisfarsi periode 2019-2023 dan pembahasan mengenai perkembangan dan kemajuan Hisfarsi.

“Pada periode 2015-2019 Hisfari mengalami kemajuan. Pengurus daerah bertambah, saat ini sudah ada 32 PD. Kegiatan di daerah juga semakin semarak. Kita ingin tahun selanjutnya kegiatan Hisfarsi semakin banyak dan semarak,” kata Drs. Muhammad Yahya Apt., SpFRS, Pengurus Pusat Hisfarsi bidang advokasi.

Menurut Yahya, pada Munas kali ini akan dibahas pula sikap keorganisasian Hisfarsi tentang beberapa hal.

“Akan dibahas mengenai hubungan Hisfarsi dengan IAI. Terkait hak suara Hisfarsi dalam pemilihan Ketua IAI. Selain itu akan dibahas juga tentang peraturan organisasi,” tambah Yahya.

Dalam PIT dan Munas ke-4 ini, 10 oral dan 30 poster turut dipresentasikan.

 

Menurut Juri lomba poster Siti Farida, jumlah peserta yang mengikuti lomba oral dan poster pada tahun ini mengalami meningkat hingga dua kali lipat.

“Tahun ini jumlah pesertanya meningkat ya. Ini menandakan sudah banyak yang termotivasi untuk melakukan penelitian. Penelitiannya juga sudah bagus-bagus. Ada eksperimentalnya dan melibatkan subjek manusia,” jelas Siti Farida.

Farida melanjutkan, penelitian penting dilakukan untuk mengerti permasalahan yang sebenarnya terjadi dan mencari solusi dari setiap permasalahan.

Penelitian juga penting untuk menunjang peran apoteker dalam rangka peningkatan efektivitas dan efisiensi pengobatan.

“Untuk mengurangi efek samping terkait obat, sehingga meningkatkan keamanan terhadap pasien,” tambah Siti Farida.

Sumber berita: https://bali.tribunnews.com/2019/07/11/tingkatkan-kompetensi-apoteker-pit-dan-munas-hisfarsi-diisi-dengan-simposium

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *