iaisolo.id. Praktek swamedikasi telah banyak dilaporkan di berbagai negara maju maupun  berkembang dan meningkat secara global sehingga potensial menimbulkan berbagai problem. WHO menekankan bahwa edukasi dan pengawasan dibutuhkan dalam praktek swamedikasi. Kementerian Kesehatan Indonesia telah mencanangkan program Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMaCerMat) untuk membentuk kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap penggunaan obat dengan benar.

 

Bagaimanakan pengaruh program GemaCermat tersebut terhadap masyarakat ?.

Telah dilakukan penelitian tentang Optimalisasi Penggunaan Obat yang Bijak dalam Keluarga dengan Program Gema Cermat oleh tim peneliti Ikatan Apoteker Indonesia Surakarta; Handri Mursiti, Galau Menanti Embri, Ana Prasanti, Agnez Maysha, Vivin Rosvita, Yusuf Muamar Bashori dan Yeni Farida.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh sosialisasi GeMaCerMat terhadap pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang penggunaan obat yang benar melalui pendekatan keluarga. Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument kuisioner dan wawancara responden. Responden adalah masyarakat di wilayah Kota Surakarta yang menjadi daerah binaan Agent of Change (AoC) yang ditetapkan dengan purposive sampling.

Penilaian pengetahuan sebelum dan sesudah sosialisasi GeMaCerMat dibandingkan dan dianalisis. Dari 206 responden yang dilibatkan menunjukan hasil penilaian pengetahuan pada pretes menunjukkan rata-rata responden memiliki pengetahuan yang sangat kurang dengan nilai menjawab benar 52,48. Nilai postes menunjukan adanya kenaikan pengetahuan rata-rata responden menjadi 80,24 (baik). Hasil analisis menunjukan. Sosialisasi GeMaCerMat berpengaruh terhadap pengetahuan responden yang dibuktikan dengan ada perbedaan signifikan antara rata-rata nilai pengetahuan sebelum (pretes) dan setelah (postes) (p=0,000 ; p<0,05). Penilaian perilaku menunjukan bahwa setelah sosialisasi rata-rata responden memiliki perilaku yang baik, ditunjukan dengan 89,02% responden menjawab benar dalam penerapan cara mendapatkan obat, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan benar.

Hasil penelitian sudah dipresentasikan dalam Pertemuan Ilmiah Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Jawa Tengah dan di publikasikan di jurnal Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia; vol 17 edisi 1 (2020). Langkah kedepannya penelitian serupa diharapkan banyak dilakukan oleh apoteker sebagai bentuk evaluasi dan peningkatan peran apoteker dalam melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian dan mendukung program pemerintah.

download jurnal penelitian : http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/10106

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *