iaisolo.id. Kualitas hidup merupakan salah satu prediktor dalam menilai kesehatan pasien lansia. Penurunan kualitas hidup pasien usia lanjut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya status penyakit. Lansia cenderung lebih rentan untuk menderita beberapa penyakit kronis (Lionthina et al., 2020). Pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dan multidisiplin dikenal dengan pasien geriatri (Menkes, 2014).
Lansia mengalami proses penuaan secara normal yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan, seperti penurunan kognitif, perubahan sensorik, penurunan kekuatan dan massa otot, perubahan pada sistem urologi serta penurunan sistem imun. Hal ini diperburuk oleh munculnya berbagai jenis penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, serta peradangan otot dan sendi. Adanya berbagai kondisi tersebut membuat pasien lansia rentan mengalami kerapuhan (syndroma frailty). Pasien dengan syndroma frailty akan meningkatkan kompleksitas pengobatan (Wowor & Wantania, 2020).
Pasien geriatri berpotensi mendapatkan peresepan polifarmasi, yang dapat menjadi pemicu munculnya berbagai permasalah pengobatan seperti adanya potentially inappropriate medication (PIM), adverse drug events (ADEs), drug interactions (DI), adherence maupun permasalahan praktis dalam penggunaan obat (Christopher et al., 2022; Darmawan et al., 2020). Untuk itu penatalaksanaan pengobatan pada pasien geriatri perlu mempertimbangkan adanya perubahan fisiologis yang mungkin berpengaruh pada farmakokinetika dan farmakodinamika obat. Farmakokinetika obat geriatri dipengaruhi oleh perubahan normal saat mengalami penuaan. Oleh karenanya, geriatri lebih sensitif terhadap efek obat (Kim & Parish, 2021).
Berbagai permasalahn yang potensial terjadi pada pasien geriatri menjadi alasan pentingnya asuhan kefarmasian khusus yang berkolaborasi dengan dokter, perawat, ahli gizi, fisioterapist, dan tenaga kesehatan lain untuk meminimalkan masalah dan mengatasi permasalahan yang terjadi. Apoteker diharapkan dapat berperan dalam melakukan tinjauan pengobatan, monitoring efek terapi maupun efek tidak dikehendaki dari obat, pemantauan kepatuhan pasien, maupun memberikan edukasi dan konseling khususnya pada pasien geriatri.
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) PC Kota Surakarta akan menyelenggarkan kegiatan Diskusi online bulanan apoteker solo (DOLANKERSO) dengan tema “ ASUHAN KEFARMASIAN PADA PASIEN GERIATRI”. Tema kegiatan ini juga ditujukan untuk meningkatkan peran apoteker dalam mendukung program kesehatan nasional yaitu community based geriatric services dengan narasumber apt. Yeni Farida, S.Farm., M.Sc. dan apt. Mokti Ningrum, S.Farm. Kegiatan ini dibagi dalam beberapa seri dengan topik berkelanjutan dengan melibatkan seluruh anggota.
Jangan lupa untuk ikut seri yang lain dari DOLANKERSO. Agar tidak ketinggalan informasi, yuk follow akun media sosial IAI PC Surakarta di :
✨ Instagram : https://www.instagram.com/apotekersurakarta
✨ Tiktok : https://www.tiktok.com/@pciai_surakarta